Langsung ke konten utama

PENGARUH ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

Makalah Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia

PENGARUH ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA


DISUSUNOLEH:


Yuni Saputri  (140501008 )
Marzatil Husna ( 140501009 )
Pembimbing :
M.Yunus

PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY
TAHUN AJARAN
2015/2016







KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengaruh Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamya. Dan kami juga berterima kasih pada dengan mata kuliah Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.


Banda Aceh,   November 2015

Kelompok 5










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISIā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.....1
 BAB II : PEMBAHASAN
A.    TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA..............................2
1.      Teori India...........................................................................................................3
2.      Teori Arab...........................................................................................................3
3.      Teori Persia.........................................................................................................4
4.      Teori Cina...........................................................................................................5
5.      Teori Turki..........................................................................................................5
B.     PERKEMBANGAN SENI BUDAYA ISLAM INDONESIAā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€¦..6
1.      Batu Nisan...........................................................................................................7
2.      Arsitektur ...........................................................................................................8
3.      Seni Sastra...........................................................................................................9
4.      Seni Ukir.............................................................................................................10
C.    PERKEMBANGAN BUDAYA ISLAM TERHADAP TEKNOLOGI INTELEKTUALā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦......11
    BAB III : PENUTUP
A.    KESIMPULANā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€¦.12
     DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13



 BAB 1 : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam adalah sebuah Agama yang sangat berpengaruh terhadap seluruh dunia, termasuk Indonesia, Islam datang ke Indonesia sangat mempengaruhi Indonesia,  mampu mengubah paradigma dan cara berfikir masyarakat Indonesia baik itu berupa aqidah, ketauhidan, ibadah dan ke Esaan Tuhan, sehingga Islam sangat tumbuh pesat di Indonesia bahkan di dunia.
Indonesia dikenal dengan budaya Islam, atau juga dikenal dengan mayoritas Islam artinya, penduduk Islam di Indonesia yaitu Islam. Pengaruh islam terhadap Indonesia sangatlah pesat bahkan hingga sekarang, seperti , tata cara ibadah, bahkan seni islam ,sangat lah berkembang di kalangan masyarakat Indonesia hingga sekarang, seperti yang kita rasakan sekarang ini. Namun banyak persoalan yang mengatakan bahwa pengaruh dan masuk islam ini ialah dibawa oleh siapa kah Islam ke Indonesia ?
Namun seperti yang kita ketahui, Islam di bawa dari Arab, oleh para pedagang, dan mereka datang ke Indonesia ialah dengan secara damai. Indonesia sebelum datangnya Islam juga sudah menganut agama Hindu Buddha, ketika Islam datang, uniknya budaya terdahulu, tidak mudah untuk di hilangkan, namun Islam mengadopsi budaya tersebut. Dan dikenal lah sebagai Islamisasi budaya.
Islam juga mempengaruhi berbagai ilmu pengetahuan, seni dan lainnya . Seni- seni yang indah, seperti kaligrafi, syair-syair, bangunan-bangunan yang Indah dan lainnya.



BAB II : PEMBAHASAN
PENGARUH  ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN DI INDONESIA
            Penyebaran agama Islam di Nusantara pada umumnya berlangsung melalui dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia, seperti Arab, India, dan Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen di satu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup local. Kedua proses ini mungkin sering terjadi secara bersamaan.
            Mengenai proses masuk dan berkembang agama Islam ke Indonesia, para sarjana dan peneliti sepakat bahwa islamisasi itu berjalan secara damai, meskipun ada juga penggunaan kekuatan oleh penguasa muslim Indonesia untuk mengislamkan rakyat atau masyarakatnya. Secara umum mereka menerima Islam tanpa meninggalkan kepercayaan dan praktek keagamaan yang lama.Hal ini yang sering dilakukan oleh dakwah di Jawa yang terkenal adalah walisongo, mereka mengerjakan Islam dalam bentuk kompromi dengan kepercayaan-kepercayaan setempat. Di samping itu mereka juga menggunakan jimat, pesona ilmu kesaktian,dan keahlian supernatural lainnya untuk mengajak mereka memeluk agama islam. [1]
A.    Teori Tentang Masuknya Islam ke Indonesia
Mengenai asal, tokoh pembawa, waktu dan tempat islamisasi pertama kali di Indonesia masih merupakan masalah yang controversial. Hal ini di sebabkan kurangnya data yang dapat di gunakan untuk merekontruksikan sejarah yang valid, juga adanya perbedaan-perbedaan tentang apa yang di maksud dengan ā€œIslamā€. Sebagian sarjana dan peneliti memberikan pengertian Islam dengan kriteria formal yang sangat sederhana seperti pengucap kalimat syahadat atau pemakaian nama Islam. Sebagian yang lain mendefenisikan Islam secara actual dalam lembaga sosiologis, yakin masyarakat itu di katakan telah Islam, jika prinsip-prinsip Islam telah berfungsi secara actual dalam lembaga sosial, budaya, dan politik.  Jadi mereka menganggap bacaan kalimat syahadat tidak dapat dijadikan bukti adanya penetrasi islam  dalam suatu masyarakat.
Setidaknya ada lima teori tentang islamisasi awal di Indonesia, yaitu Islam bersumber dari Anak Benua India( teori India ) teori Arab, teori Persia, teori Cina, teori Turki
1.      Teori India
Teori  ini antara lain  dikemukakan oleh Pijnappel, Snouck  Hurgronje,  Moquette, dan Fatimi. Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam pertama kali datang ke Indonesia berasal dari Anak Benua India sekitar abad ke-13.
Pijnappel mengajukan bukti adanya persamaan mazhab Syafiā€™I antara di Anak Benua India di Indonesia. Orang-orang Arab yang bermazhab Syafiā€™I berimigrasi dan menetap di Gujarat dan Malbar  kemudian membawa Islam ke Nusantara. Jadi ia berpendapat bahwa islamisasi di Nusantara di lakukan oleh orang Arab, tetapi bukan datang langsung dari Arab melainkan dari India, terutama dari Gujarat dan Malbar.
  Snouck Hurgronje berpendapat bahwa saat Islam mempunyai pengaruh yang kuat di kota-kota India Selatan, banyak muslim Dhaka disana. Mereka inilan yang pertama kali menyebarkan agama Islam ke kepulauan Melayu, kemudian di ikuti oleh orang-orang Arab. Snouck Hurgronje menyatakan bahwa Islam Nusantara bukan berasal dari Arab,  karena sedikitnya fakta yang menyebutkan peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama Islam ke Nusantara. Ia berpendapat bahwa Islam Nusantara berasal dari India, karena sudah lama terjalin hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India dan adanya inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatra mengindikasikan adanya hubungan antara Sumatra dengan Gujarat. [2]
2.      Teori Arab
Teori ini antara lain di kemukan oleh Sir Thomas Arnold,  Crawfurd,  Niemann, dan de Hollander. Arnold berpendapat bahwa selain dari Coromandel dan Malabar Islam Nusantara juga dari Arab. Bukti yang ia ajukan ialah adanya kesamaan mazhab antara Coromandel dan Maalbar dengan mazhab mayoritas umat Islam di Nusantara, yaitu mazhab Syafiā€™i.Mazhab ini di bawa oleh para pedagang Coromandel dan Malabar ke Nusantara. Mereka mempunyai peranan  penting dalam perdagangan antara India dan Nusantara. Di samping melakukan kegiatan perdagangan antara India dan Nusantara,  mereka juga menyebarkan agama islam.
Mengenai  pendapatnya tentang asal Islam Nusantara dari Arab, Arnold berpendapat bahwa para pedagang Arab membawa Islam saat mereka menguasai perdagangan Barat-Timur sejak awal abad ke-7 M dan ke-8 M. Dapat diduga bahwa mereka juga menyebarkan Islam ke Nusantara. Arnold juga mengatakan bahwa sebuah sumber  Cina menyebutkan bahwa menjelang perempat ketiga abad ke-7 M ada seorang Arab yang menjadi pemimpin Arab muslim di pesisir barat Sumatra. Mereka ini juga melakukan kawin campur dengan penduduk setempat, sehingga muncullah komunitas muslim.
         Crawfrud mengatakan bahwa islam di kenalkan langsung dari Arab meskipun demikian dia juga menegaskan bahwa hubungan bangsa Melayu-Indonesia dengan kaum muslim dari pesisir Timur India juga merupakan faktor penting. Niemann tidak menyebut tentang waktu masuknya Islam ke Nusantara, sedangkan de Hollander mengatakan kemungkinan pada abad ke-13 M sudah ada orang-orang Arab di Jawa. Niemann dan de Hollander mengatakan bahwa Islam dari Hadramaut, karena adanya persamaan antara mazhab yang di anut oleh muslim Hadramaut dengan muslim Nusantara, yaitu mazhab Syafiā€™i. [3]
3.      Teori Persia
Teori ini di kemukan oleh P.A. Hosein Djajadiningrat. Dalam teori ini dinyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M di Sumatra, yang berpusat di Samudra Pasai. Dia mendasasrkan argumennya pada persamaa budaya yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia dengan budaya yang ada di Persia.
 Bukti-bukti persamaan budaya itu antara lain.
a.       Adanya 10 muharram ataupun asyyura yang merupakan tradisi yang berkembang dalam masyarakat syiā€™ah untuk memperingati kematian Husain di Karbala. Tradisi ini di peringati dengan membuat bubur syura.
b.      Adanya persamaan antara ajaran Al-hajaj, tokoh sufi Iran dengan ajaran Syeikh Siti Jenar.
c.       Persaman dalam system mengeja huruf arab bagi pengajian Al-qurā€™an tingkat awal.
Jabar ā€“ zabar
Jer ā€“ ze-er
Pā€™es ā€“ pyā€™es
d.      Adanya persamaan batu nisan yang ada di makam Malik al- Shalih (1297M) di Pasai dengan makam Malik Ibrahim (1419M) di Gresik yang di pesan di Gujarat. Merupakan daerah yang mendapat pengaruh dari Persia yang menganut faham syiah dan dari sinilah syiah di bawa ke Indonesia. [4]

4.      Teori Cina
Teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Nusantara bukan dari Timur Tengah/Arab maupun Gujarat/India tetapi dari Cina. Pada abad ke-9 M banyak orang muslim Cina di Kanton dan wilayah Cina Selatan lainnya yang mengungsi ke Jawa, sebagian ke Kedah dan Sumatra. Hal ini terjadi karena pada masa Huan Chou terjadi penumpasan terhadap penduduk Kanton dan wilayah Cina Selatan lainnya yang mayoritas penduduknya Islam. Mereka beruasaha mengadakan revolusi politik terhadap keraton Cina pada abad ke-9 M.
Disamping adanya pengungsi Cina ke Jawa pada abad ke-9 M, pada abad ke-8-11 M sudah ada pemukiman arab muslim di Cina dan di Campa. Cina mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan Islam di Indonesia. Disamping bukti-bukti seperti arsitektur masjid Demak dan juga berdasarkan beberapa catatan sejarah beberapa sultan dan sunan yang berperan dalam penyiaran agama Islam di Indonesia adalah keturunan Cina, misalnya Raden Patah yang mempunyai nama Cina Jin Bun, Sunan Ampel dan lain-lain.[5]
5.      Teori Turki
Teori islamisasi lain diajukan Martin Van Bruinessen. Dalam dua tulisannya, ia mengungkapkan bahwa selain oleh orang Arab dan Cina, Indonesia juga diislamkan oleh orang-orang Kurdi dari Turki ia mencatat sejumlah data. Pertama, banyaknya ulama Kurdi yang berperan mengajarkan Islam di Nusantara dan kitab-kitab karangan ulama Kurdi menjadi sumber-sumber yang  berpengaruh luas. Misalnya kitab Tanwir al-Qulub karangan Muhammad Amin Al-Kurdi populer di kalangan tarekat Naqsyabandi di Indonesia. Muhammad Amin adalah seorang ulama Kurdistan, kedua, di antara ulama di Madinah yang mengajari ulama-ulama Indonesia Tarekat Syattariah yang kemudian dibawa ke Nusantara adalah Ibrahim Ak-Kurani. Ibrahim Al-kurani yang kebanyakan muridnya orang Indonesia adalah ulama Kurdi. Ketiga, tradisi berzanji populer di Indonesia dibacakan setiap Maulid Nabi pada 12 Rabiul Awal, saat akikah, syukuran, dan tradisi-tradisi lainnya. Tidak banyak diketahui bahwa barzanji, menurut Bruinessen, adalah nama keluarga ulama berpengaruh dan syekh tarekat di Kurdistan.  Keempat, Bruinessen juga kaget, ā€œ Kurdi ā€œ adalah istilah dan nama yang sangat populer di Indonesia: Haji Kurdi, jalan Kurdi, Gang Kurdi, dan seterusnya. Berdasarkan fakkta-fakta ini, cukup beralasan apabila Bruinessen berkesimpulan bahwa orang-orang Kurdi ( Kurdistan, Turki ) juga menggoreskan peranannya dalam penyebaran Islam di Indonesia.[6]
B.     Perkembangan Seni Budaya Islam Indonesia
Kesenian Islam Indonesia sebenarnya sangat minim bila dibandingkan dengan kesenian Islam di negara lain, sebut saja kerajaan Mughal di India yang sampai sekarang masih memiliki simbol-simbol kebesaran arsitektur Islam seperti Taj Mahal. Umat Islam Indonesia dalam hal seni Islam  memang hanya menjadi pengikut, tidak pernah jadi pemimpin. Keseniannya sangat sederhana dan miskin. Kekuatan himmah seperti yang mendorong Muslim di negara lain untuk menciptakan pekerjaan besar, tidak muncul di Indonesia. Kalau pun muncul, biasanya dari pengaruh luar atau peniruan tidak lengkap. Walaupun demikian, Islam datang ke Nusantara membawa tamaddun ( kemajuan ) dan kecerdasan. [7]
Ada beberapa sebab mengapa hal tersebut terjadi :
1.      Islam yang datang ke Indonesia secara besar-besaran, kira-kira abad ke 13 M, adalah akibat arus balik dampak kehancuran Baghdad. Dengan demikian, umat Islam yang datang pada hakikatnya adalah para pedagang atau elit bangsawan atau ulama-ulama penyebar agama Islam yang ingin mencari keselamatan dari kehancuran wilayah Timur Tengah karena adanya perang Mongol pimpinan Hulagu.
2.      Di Indonesia, terutama Jawa, ketika Islam datang sudah memiliki peradaban asli  yang dipengaruhi Hindu-Budha yang sudah mengakar kuat terutama di pusat pemerintahan, maka seni Islam harus menyesuaikan diri.
3.      Umat Islam yang datang ke Indonesia mayoritas adalah pedagang ( orang sipil, bukan pejabat pemerintahan ) yang tentu orientasinya adalah datang untuk sementara dan untuk mencari keuntungan untuk dibawa ke negerinya. Dagang untuk sementara inilah yang menyebabkan mereka mencari hal-hal praktis. Kalaupun ada ulama atau sufi yang datang untuk berdakwah, mereka juga sufi pengembara yang pergi berdakwah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga tidak terpikir untuk membuat sesuatu yang abadi.
4.      Ketika sudah ada umat Islam pribumi, kebanyakan keturunan pedagang atau sufi pengembara yang kemuian menjadi raja Islam di Nusantara dan mulai membangun kebudayaan Islam, datang bangsa Barat yang sejak awal kedatangannya sudah bersikap memusuhi umat Islam ( sisa-sisa dendam perang salib ), sehingga raja-raja Islam pribumi belum sempat membangun.
5.      Islam yang datang ke Indonesia coraknya adalah Islam tasawuf yang lebih mementingkan olah rohani daripada masalah duniawi.
6.      Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan daripada kesenian.
7.      Islam datang ke Indonesia dengan jalan damai, maka terjadilah asimilasi, yaitu asal tidak melanggar aturan-aturan agama.

Oleh sebab itu, tidak heran jika aspek seni budaya islam Indonesia tidak hebat seperti di negara Islam yang lain.[8]
Kesenian-kesenian Islam yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Batu Nisan
Kebudayaan Islam datang dalam bidang seni, mula-mula masuk ke Indonesia dalam bentuk batu nisan. Di pasai masih dijumpai batu nisan makam Sultan Malik Al-Shaleh yang wafat tahun 1292. Batunya terdiri dari pualam putih diukir dengan tulisan arab yang sangat indah berisikan ayat Al-Quran dan keterangan tentang orang yang dimakaman serta hari dan tahun wafatnya. Makam-makam yang serupa dijumpai pula di Jawa, seperti makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
Bentuk makam dari abad permulaan masuknya agama Islam menjadi contoh model bagi makam Islam kemudian.Hal ini disebabkan sebelum Islam tidak ada makam. Orang Hindu dan Budha jenazahnya dibakar dana bunya dibuang ke laut, kalua dia seorang kaya abunya disimpan di dalam guci atau kalua dia raja disimpan di dalam candi.
Nisan itu pada umumnya didatangkan dari Gujarat sebagai barang pesanan. Bentuknya lunas ( bentuk badan kapal terbalik ) yang mengesankan pengaruh Persia. Bentuk-bentuk nisan kemudian hari tidak selalu demikian. Pengaruh kebudayaan setempat sering memengaruhi, sehingga ada bentuk teratai, keris, atau bentuk gunungan seperti gunungan pewayangan. Namun, kebudayaan nisan ini tidak berkembang lebih lanjut. Yang terahsyur adalah makam Malik Al-Shaleh di Perlak dan makam Maulana Malik Ibrahim, wali pertama di Gresik.[9]
2.      Arsitektur ( seni bangunan )
Seni bangunan yang berjiwa Islam di Indonesia amat miskin. Hampir tak ada bangunan Islam yang menunjukkan keagungan Islam setaraf dengan bangunan bersejarah di negara Islam lain. Disamping itu, Indonesia tidak memiliki satu corah tersendiri seperti Ottonam style, India style, Syiro Egypto style, meskipun agama Islam suah lebih lima abad di Indonesia.  Dalam seni bangun Islam Indonesia, pada garis besarnya mempunyai dua corak, yaitu asli dan baru.
            Pada abad ke-16 agama Islam sudah tersebar luas di Indonesia, terutama di Jawad an Sumatra. Kegiatan keagamaan diadakan di masjid atau mushalla.Model masjidnya berbeda dengan bentuk masjid negara Islam lainnya.Mungkin karena berdekatan masa, bentuk masjid di Indonesia pada mulanya banyak dipengaruhi oleh seni bangun Indonesia-Hindu.Masjid tertua yang memperlihatkan ragam seni bangun itu, misalnya Masjid Demak, Cirebon, Banten dan Ampel.Di masjid-masjid itulah menurut sejarah, para ahli mengajarkan agama Islam. Bentuk masjid itu menjadi model bagi masjid-masjid yang lain. Ciri-ciri model seni bangunan lama yang merupakan peniruan dari seni bangun Hindu-Budha itu adalah sebagai berikut :
a.       Atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin  kecil dan yang paling atas biasanya semacam mahkota. Selalu bilangan atapnya ganjil, kebanyakan jumlah atapnya tiga atau lima. Atap tumpeng ini terdapat juga di Bali pada upacara ngaben atau relief candi di Jawa Timur.
b.      Tidak ada menara karenanya pemberitahuan waktu salat dilakukan dengan memukul bedug. Dari masjid-masjid yang tertua, hanya di Kudus dan Banten yang ada menaranya. Kedua menara ini pun tidak seragam. Menara Kudus tidak lain adalah sebuah candi Jawa Timur yang telah di ubah, disesuaikan penggunaannya dan diberi atap tumang, sedangkan menara masjid Banten adalah tambahan dari zaman kemudian yang dibangun oleh Cordell, pelarian Belanda yang masuk Islam, yang bentuknya seperti mercusuar.
c.       Masjid-masjid tua, bahkan mesjid yang dibangun di dekat Istana Raja Yogya dan Solo mempunyai letak yang tetap. Di depan Istana selalu ada lapangan besar dengan pohon beringin kembar. Di Belakangg mesjid sering terdapat makam-makam, rangkaian makam dan mesjid ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari fungi candi pada zaman Hindu-Indonesia.
Disamping unsur zaman Hindu-Indonesia, terdapat pula pengaruh daerah meskipun tidak mengubah bentuk keseluruhan hanya menambah keindahan. Setelah Indonesia merdeka dan dapat berhubungan dengan negara lain, maka unsur lama secara berangsur-angsur hilang.[10]
3.      Seni Sastra
Bidang sastra Indonesia banyak pengaruhnya dari Persia, kesusteraan Islam Indonesia adalah syair, di antara yang terkenal adalah syair sufi yang dikarang oleh Hamzah Fansuri, seperti Syair Perahu. Syair lain sama saja, tidak diketahui siapa pengarangnya.
Kaligrafi Arab merupakan bagian dari seni Khath. Dibandingkan dengan negara Islam lainnya, Khath Indonesia tidak begitu menonjol. Walaupun demikian, seni hias di kitab-kitab bacaan agak berkembang di Aceh dan kerajaan-kerajaan Islam lain yang ulamanya banyak menulis kitab ā€“kitab Agama. Ini bersamaan dengan berkembangnya seni sastra Islam berupa syair-syair dan penulisan kitab-kitab keagamaan. Muncul juga seni tari ddan musik. Namun, itu pun tidak dapat dipisahkan pula dari pengalaman tasawuf di Indonesia, diantaranya di kerajaan Aceh. Oleh sebab itu, muncul suatu seni tari yang sampai sekarang masih ada di Aceh, yaitu tari Saman, di Banjarmasin Samroh, di kalangan tertentu ada Rudad, di Banten ada atraksi Debus. Khusus di Jawa ada pertunjukkan wayang yang merupakan gabungan seni islam dan Hindu Indonesia, yang mencakup di dalamnya seni ukir, seni tari dan seni lagu.
Dengan adanya larangan Islam untuk mengambarkan makhluk hidup dan memperlihatkan kemewahan, maka dalam zaman awal Islam ada berbagai cabang kesenian yang kehilangan daya hidupnya atau di batasi atau disamarkan. Seni arca, seni tuang logam mulia, dan seni lukis kurang berkembang. Akan tetapi ada juga seni zaman Hindu- Buddha yang terus berlangsung walaupun ada penyesuaiannya, contohnya yaitu wayang yang menurut Sunan Kalijaga di jadikan sarana untuk menyebarkan Islam. [11]
4.      Seni ukir
Dalam agama Islam, ada hadist yang melarang melukiskan makhluk yang hidup, apalagi manusia. meskipun hal itu di Persia dan India tidak dihiraukan, di Indonesia ternyata larangan itu di ikuti. Dengan kata lain, masalah itu masalah Khilafiyah. Didalam Al- Quran sebenarnya tidak ada larangan, tetapi di dalam hadist ada didapati sesuatu yang menyinggung soal ini.
Ketika Islam baru datang ke Indonesia, terutama ke Jawa, ada kehati-hatian para penyiar agama. Banyak candi-candi besar, termasuk candi Borobudur, yang semula ditimbun tanah (baru pada zaman Belanda ditemukan dan digali kembali ) supaya tidak mengganggu para muallaf. Membuat patung dan seni ukir pun dilarang. Kalaupun tidak kembali, kesenian itu harus disamarkan, sehingga seni ukir dan seni patung menjadi terbatas kepada seni  ukir hias saja. Untuk seni ukir hias, orang mengambil pola-pola berupa daun-daun, bunga-bunga, bukit-bukit, pemandangan, garis-garis geometri, dan huruf Arab. Pola ini kerap kali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup ( biasanya binatang ), bahkan juga untuk gambar wayang.  Menghias masjid pun ada larangan, cukup tulisan-tulisan yang mengingatkan manusia kepada Allah dan nabi serta Firman-firman nya-Nya. Hal ini di Indonesia dipatuhi. Oleh sebab itu, seni hias seakan-akan tertumpah di makam-makam, sedangkan masjid hanya mimbarnya saja yang diperindah dengan ukiran-ukiran.
Ada juga makam yang dipenuhi dengan hiasan, baik pada jiratnya, nisannya, cungkupnya, tiang-tiang cungkup, dan lain-lain. Jirat kebanyakan dihias dengan bingkai-bingkai yang contohnya dari bingkai candi, atau nisannya dibuat dari batu atau kayu yang diukir.

C.    Perkembangan  Budaya Islam terhadap Teknologi Intelektual
Seiring dengan perkembangan kajian keislaman, pada abad ke-20 jaringan intelektual keislaman di Indonesia semakin meluas. Kini jaringan intelektual keislaman tidak hanya ke Timur Tengah, tapi juga ke Barat .Hal ini tentu saja berimbas pada kajian tafsir di Indonesia, baik dari segi metodologi maupun teknis penulisannya. Tradisi penulisan tafsir Al-Quran di Indonesia sebenarnya telah bergerak cukup lama, dengan keragaman tekhnis penulisan, corak dan bahasa yang dipakai.344 Perkembangan karya-karya tafsir yang ditulis oleh orang  Indonesia ada yang berbahasa Melayu, Jawa, dan Indonesia. Pada masa awal, tafsir-tafsir tersebut umumnya ditulis dalam Bahasa Melayu dengan huruf Jawi.Hal ini dapat dilihat dalam Tarjuman al-Mustafid karya ā€˜Abd al-Rauf As-Sinkili, kitab Faraā€™dh  al-Quran dan Tafsir Shurat al-Kahfi yang pengarangnya anonym.Tak bisa dipungkiri bahwa peran Bahasa Melayu, sebagai luingua Franca, cukup besar sehingga karya-karya tafsir tersebut dapat diakses oleh mereka yang dapat berbahasa Melayu.Namun, diluar mereka, tafsir Al-Quran berbahasa Melayu kurang bisa dipahami.Dalam perkembangannya, literature tafsir dalam Bahasa Melayu-Jawi menjadi kurang popular.[12]



BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengaruh Islam dalam kebudayaan Indonesia itu di pengaruhi oleh berbagai faktor, seperti datangnya umat islam yang pada hakikatnya itu banyak muslim yang datang misalnya para pedagang, bangsawan dan ulama-ulama. Namun hal ini juga masih diperdebatkan seperti ā€œ masukā€ dan  ā€œ pengaruh ā€œ yang kemudian muncullah banyak teori-teori islam yang mendebatkan asal tempat, waktu kedatangan, pembawa dan pengaruh. Diantara teori tersebut ada 5 teori yaitu:
1.      Teori India
2.      Teori Arab
3.      Teori Persia
4.      Teori cina
5.       Teori Cina
Pengaruh islam terhadap Indonesia juga meliputi seni islam seperti :
1.      Batu Nisan
2.      Arsitektur
3.      Seni Sastra
4.      Seni ukir
Pengaruh perkembangan Islam juga meliputi teknologi intelektual, seperti penulisan-penulisan Jawi, tafsir-tafsir yang sangat berkembang.




DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, Moeflich, Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, Bandung : Pustaka Setia, 2012.
Huda, Nor, Islam Nusantara, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, cet: 3, 2013.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2005.
Yusuf, Mundzirin, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka, 2006.




[1] Mundzirin Yusuf,dkk, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Pustaka, Yogyakarta 2006, hal :33-34.
[2] Ibid..., hal : 35
[3] Ibid..., hal: 38
[4]  Ibid..., hal : 40-41
[5]  Ibid..., hal :42-43
[6]  Moeflich Hasbullah, Sejarah Sosial Inteelektual Islam di Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal :10- 11
[7] Prof. Dr.Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,2005, hal : 92.
[8] Ibid..., hal :92-94
[9] Ibid..., hal:94-95
[10]  Ibid..., hal :95-97.
[11] Ibid..., hal : 98-101.
[12] Nor Huda, Islam Nusantara, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, cet: 3, 2013, Hal : 366


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA SYAIR PERAHU

Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Modern II MAKNA SYAIR PERAHU DI SUSUN O LEH: Yuni Saputri   ( 140501008 ) Pembimbing : Imam Juwaini UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TAHUN AJARAN 2016/2017 MAKNA  SYAIR  PERAHU  KARANGAN  HAMZAH  FANSURI 1.       Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetulkan jalan tempat berpindah, Disanalah Iā€™tikaf di perbetul sesudah Maknanya : penulis yaitu Hamzah Fansuri ingin menyajikan sebuah syair dengan kata-kata indah  yang berisikan tentang perjalanan hidup manusia mencapai pulai kemenangan yaitu akhirat dan bagaimana membenahi iman agar ketika kita mengarungi jalan tersebut , kita  melaluinya dengan  sebaik-baiknya. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai tauhid. 2.       Wahai muda, kenali dirimu, Ialah perahu...

PERADABAN LEMBAH SUNGAI EUFRAT

Makalah Sejarah Dunia Peradaban Lembah Sungai Eufrat DI SUSUN O LEH: Yuni Saputri   ( 140501008 ) Pembimbing : Asmanidar, M.A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TAHUN AJARAN 2015/2016   BAB  I : PENDAHULUAN A.     Latar  Belakang  Masalah Peradaban berasal dari kata adab yang dapat di artikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban adalah  perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia sebagai pendukung dari kebudayaan tersebut.  Artinya peradaban muncul ketika manusia telah mencapai tingkat pemikiran tertinggi dari suatu bangsa. Tidak semua bangsa di dunia ini mencapai titik peradaban tersebut. Karena suatu bangsa yang telah mencapai peradaban di cirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni yang telah maju. ...