Langsung ke konten utama

LEMBAGA ADAT DI ACEH


Lembaga-lembaga adat dan mukim yang ada di Aceh
1.      MAA ( majelis adat Aceh ).
2.      Imeum mukim.
3.      Imuem chik.
4.      Keuchik.
5.      Tuha peut.
6.      Tuha lapan.
7.      Imeum meunasah.
8.      Keujrun blang.
9.      Panglima laot.
10.  Pawang glee .
11.  Peutua sineubok.
12.  Haria peukan.
13.  Syahbandar.

Berikut adalah tugasnya dalam masyarakat :
1.      MAA
a.       Majelis adat Aceh bertugas membantu Wali Nanggroe dalam membina, mengkoordinir lembaga-lembaga adat.
b.      Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk susunan organisasi dan tata kerja Majelis Adat Aceh.

2.      Imeum mukim
a.       Melakukan pembinaan masyarakat.
b.      Melaksanaka kegiatan adat istiadat.
c.       Menyelesaaikan sengketa.
d.      Membantu peningkatan pelaksanaan syariat Islam.
e.       Membantu peyelenggaraan pemerintahan.
f.       Membantu pelaksanaan pembangunan.
3.      Imeum chik
a.       Mengkoordinasikan pelaksanaan keagamaan dan peningkatan peribadatan serta pelaksanaan Syariā€™at Islam dalam kehidupan masyarakat.
b.      Mengurus, menyelenggarakan dan memimpin seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pemeliharaan dan pemakmuran masjid.
c.       Menjaga dan memelihara nilai-nilai adat, agar tidak bertentangan dengan Syariā€™at Islam.

4.      Keuchik
a.       Membina kehidupan beragama dan pelaksanaan Syariā€™at Islam dalam masyarakat.
b.      Menjaga dan memelihara adat dan adat istiadat yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
c.       Memimpin penyelenggaraan pemerintah gampong.
d.      Menggerakkan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun gampong.
e.       Membina dan memajukan perekonomian masyarakat.
f.       Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.
g.      Memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban serta mencegah munculnya perbuatan maksiat dalam masyarakat.
h.      Mengajukan rancangan qanun gampong kepada Tuha Peut Gampong untuk mendapatkan persetujuan.
i.        Mengajukan rancangan anggaran pendapatan belanja gampong kepada Tuha Peut Gampong untuk mendapat persetujuan.
j.        Memimpin dan menyelesaikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
k.      Menjadi pendamai terhadap perselisihan antar penduduk dalam gampong.

5.      Tuha Peut
a.       Membahas dan menyetujui anggaran pendapatan dan belanja lain.
b.      Membahas dan menyetujui qanun gampong.
c.       Mengawasi pelaksanaan pemerintahan gampong.
d.      Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan gampong.
e.       Merumuskan kebijakan gampong bersama Keuchik.
f.       Memberi nasihat dan pendapat kepada Keuchik baik diminta maupun tidak diminta.
g.      Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam masyarakat bersama pemangku adat.

6.      Tuha lapan
a.       Pada tingkat Gampong dan Mukim dapat dibentuk Tuha Lapan sesuai dengan kebutuhan dan perkembanngan masyarakat.
b.      Tuha Lapan dpilih melalui musyawarh Gampong atau musyawarah mukim.
c.       Tuha lapan beranggotakan unsur Tuha Peut dan beberapa orang mewakili bidang keahlian sesuai dengan kebutuhan gampong atau mukim.
d.      Pengangkatan dan pemberhentian Tuha Lapan serta tugas dan fungsinya ditetapkan dalam musyawarah gampong atau mukim.

7.      Imeum Meunasah
a.       Memimpin, mengkoordinasikan kegiatan peribadatan, pendidikan serta pelaksanaan Syariā€™at Islam dalam kehidupan masyarakat.
b.      Mengurus, menyelenggarakan dan memimpin seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pemeliharaan dan pemakmuran meunasah.
c.       Memberi nasihat dan pendapat kepada Keuchik baik diminta maupun tidak diminta.
d.      Menyelesaikan sengketayang timbul dalam masyarakat bersama pemangku adat.
e.       Menjaga dan memelihara nilai-nilai adat, agar tidak bertentangan dengan Syariā€™at Islam.

8.      Keujruen Blang
a.       Menentukan dan mengkoordinasikan tata cra turun ke sawah.
b.      Mengatur pembagian air ke sawah petani .
c.       Membantu pemerintah dalam bidang pertanian.
d.      Mengkoordinasikan kenduri atau upacara lainnya yang berkaitan dengan adat dalam usaha pertanian sawah.
e.       Memberi teguran atau sanksi kepada petani yang melanggar aturan-aturan adat meugoe ( bersawah ) atau tidak melaksanakan kewajiban lain dalam system pelaksanaan pertanian sawah secara adat.
f.       Menyelesaikan sengketa antar petani yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha pertanian sawah.
9.      Panglima Laot
Panglima Laot terdiri dari :
Ā·         Panglima Laot Lhok.
Panglima Laot Lhok dipilih oleh pawing boat lhok masing-masing melalui musyawarah.
Ā·         Panglima Laot kabupaten/kota.
Panglima Lhok kabupaten/kota dipilih dalam musyawarah panglima laot lhok.
Ā·         Panglima Laot Aceh.
Panglima laot Aceh dipilih dalam musyawarah panglima laot kabupaten/kota.

1.      Panglima Laot, berwenang:
a.       Menentukan tata tertib penangkapan ikan atau meupayang termasuk menentukan bagi hasil dan hari hari pantang melaut.
b.      Menyelesaikan sengketa ada dan perselisihan yang terjadi di kalangan nelayan.
c.       Menyelesaikan sengketa adat yang terjadi antar panglima laot lhok
d.      Mengkoordinasikan pelaksanaan hukum adat laot, peningkatan sumber daya dan advokasi kebijakan bidang kelautan dan perikanan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.
2.      Panglima Laot Lhok mempunyai tugas:
a.       Melaksanakan, memelihara dan mengawasi pelaksanaan adat istiadat dan hukum hukum adat.
b.      Membantu pemerintah dalam bidang perikanan dan kelautan
c.       Menyelesaukan sengketa dan perselisihan yang terjadi diantara nelayan sesuai dengan ketentuan hukum adat laot.
d.      Menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan kawasan pesisir dan laut.
e.       Memperjuangkan peningkatan taraf hidup masyarakat nelayan.
f.       Mencegah terjadinya penangkapan ikan secara illegal.
3.      Panglima Laot Kabupaten/Kota mempunyai tugas:
a.       Melaksanakan tugas tugas sebagimana yang dimaksud ada ayat ( 2 ) yang bersifat lintas lhok.
b.      Menyelesaikan sengketa antar panglima laot lhok.
4.      Panglima Laot Aceh mempunyai tugas:
a.       Melaksanakan tugas tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat  ( 3 ) yang bersifat lintas kabupaten/kota.
b.      Memberikan advokasi kebijakan kelautan dan perikanan serta memberikan bantuan hukum kepada nelayan yang terdampar dinegara lain.
c.       Mengkoordinasikan pelaksanaan adat laot.

10.  Pawang Glee
a.       Memimpin dan mengatur adat istiadat yang berkenaan dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hutan.
b.      Membantu pemerintah dan pengelolaan hutan.
c.       Menegakkan hukum adat tentang hutan.
d.      Mengkoordinir pelaksanaan upacara adat yang berkaitan dengan hutan.
e.       Menyelesikan sengketa antara warga masyarakat dalam pemanfaatan hutan.

11.  Peutua Seuneubok
a.       Mengatur membagi tanah lahan garapan dalam kawasan seuneubok.
b.      Membantu tugas pemerintah dalam bidang perkebunan dan perhutanan.
c.       Mengurus dan mengawasi pelaksanaan upacara dalam wilayah seuneubok.
d.      Menyelesaikan sengjeta yang terjadi dalam wilayah seuneubok.
e.       Meleksanakan dan menjaga hukum adat dalam wilayah seuneubok.

12.  Haria Peukan
a.       Membantu pemerintah dalam mengatur tata pasar, ketertiban, keamanan, dan melaksanakan tugas tugas perbantuan.
b.      Menegakkan adat dan hukum adat dalam pelaksanaan aktifitas peukan.
c.       Menjaga kebersihan peukan.
d.      Meneyelesaikan sengketa yang terjadi di peukan.

13.  Syahbanda
a.       Mengelola pemanfaatan pelabuhan rakyat.
b.      Menjaga ketertiban, keamanan di wilayah pelabuhan rakyat.
c.       Menyelesikan sengketa yang terjadi di wilayah pelabuhan rakyat.
d.      Mengatur hak dan kewajiban yang berkaitan dengan pemanfaatan pelabuhan rakyat.

14.   Peumangku adat dan pembinaan lembaga adat
1.      Pemangku adat mengatur kebijakan dan tata cara pelaksanaan adat dan istiadat sesuai. dengan tugas dan fungsi lembaga adat masing masing.
2.      Pemangku adat berfungsi sebagai pendamai dalam menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan sesuai dengan bidangnya masing masing.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA SYAIR PERAHU

Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Modern II MAKNA SYAIR PERAHU DI SUSUN O LEH: Yuni Saputri   ( 140501008 ) Pembimbing : Imam Juwaini UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TAHUN AJARAN 2016/2017 MAKNA  SYAIR  PERAHU  KARANGAN  HAMZAH  FANSURI 1.       Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetulkan jalan tempat berpindah, Disanalah Iā€™tikaf di perbetul sesudah Maknanya : penulis yaitu Hamzah Fansuri ingin menyajikan sebuah syair dengan kata-kata indah  yang berisikan tentang perjalanan hidup manusia mencapai pulai kemenangan yaitu akhirat dan bagaimana membenahi iman agar ketika kita mengarungi jalan tersebut , kita  melaluinya dengan  sebaik-baiknya. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai tauhid. 2.       Wahai muda, kenali dirimu, Ialah perahu...

PERADABAN LEMBAH SUNGAI EUFRAT

Makalah Sejarah Dunia Peradaban Lembah Sungai Eufrat DI SUSUN O LEH: Yuni Saputri   ( 140501008 ) Pembimbing : Asmanidar, M.A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TAHUN AJARAN 2015/2016   BAB  I : PENDAHULUAN A.     Latar  Belakang  Masalah Peradaban berasal dari kata adab yang dapat di artikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban adalah  perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia sebagai pendukung dari kebudayaan tersebut.  Artinya peradaban muncul ketika manusia telah mencapai tingkat pemikiran tertinggi dari suatu bangsa. Tidak semua bangsa di dunia ini mencapai titik peradaban tersebut. Karena suatu bangsa yang telah mencapai peradaban di cirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni yang telah maju. ...

PENGARUH ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

Makalah Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia PENGARUH ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA DISUSUN O LEH: Yuni Saputri   (140501008 ) Marzatil Husna ( 140501009 ) Pembimbing : M.Yunus PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengaruh Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamya. Dan kami juga berterima kasih pada dengan mata kuliah Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi pe...