Langsung ke konten utama

Kesultanan Islam Di Nusantara


JEJAK DAN MASUKNYA ISLAM KE KERAJAAN DI NUSANTARA
A.    Kesultanan Islam Di Sumatera
Sumatera merupakan daerah Indonesia pertama yang mendapatkan pengaruh Islam. secara geografis, hal itu sangat memungkinkan karena pulau Sumatera memang terletak di wilayah bagian Barat Kepulauan Indonesia.
1.      Kesultanan Perlak
 Perlak adalah kesultanan pertama di Kepulauan Indonesia. Pendapat ini didasarkan pada catatan Idhar Al-Haq, sebuah naskah Melayu Tua karya Abu Ishak Makarani Al-Fasy. Sekitar tahun 790 sebuah kapal layar telah berlabuh di Bandar Perlak. Kapal layar tersebut membawa seratus juru dakwah yang dipimpin oleh nahkoda khalifah, yang datang dari Teluk Kambay, Gujarat. Salah seorang juru dakhwah tersebut bernama Ali bin Muhammad Ja’far Shiddiq . Ia adalah seorang muslim Syiah yang memebrontak kepada Khalifah Makmun. Dalam pemberontakan ini Ali kalah. Namun Khalifah Makmun tidak memberikan hukuman. Namun ia memerintahkan Ali bun Muhammad Ja’far Shiddiq untuk berdakwak keluar Arab. Atas dasar itulah Ali ikut dalam rombongan seratus juru dakwah yang datang ke Nusantara. Setelah berlanuh di bandar Perlak, Ali menikah dengan putri istana Perlak. Putra pertama mereka bernama Syed Maulana Abdul Azis Syah mendirikan Kesultanan Perlak pada tahun 840 sebagai Kesultanan Islam pertama di Nusantara.[1]
2.      Kerajaan Samudera Pasai
Raja Samudera Pasai yang pertama masuk Islam adalah Merah Silu. Masuk islam beserta rakyatnya setelah mendapatkan seruan dakwah dari Syaikh Ismail beserta rombongan yang datang dari Mekkah. Setelah masuk Islam Merah Silu berganti nama menjadi Sultan Malik Al-Saleh. Kemudian Sultan menikah dengan Putri dari Kesultanan Perlak yang bernama Putri Ganggang. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Al-Malik Al-Zahir yang kemudian menjadi Sultan dan mempersatukan Kesultanan Perlak dengan Kesultanan Samudera Pasai.
3.      Kesultanan Aceh Darussalam
Pendiri Kesultanan Aceh Darussalam adalah Sutan Muzaffar Syah (1465-1497). Dia membangun Aceh Darussalam diatas keruntuhan Kerajaan Lamuri. Dimasa Aceh Darussalam, Islam berkembang pesat hingga keluar Sumatera. Dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Aceh Darussalam menjadi salah satu pusat pengembangan Islam di Indonesia. Dan dibangun Mesjid Baiturrahman, rumah-rumah ibadah, dan lembaga pengkajian Islam. Dan juga ada ulama-ulama tassawuf yang terkenal yaitu Hamzah Fansuri, Syamsudin Al-Sumatrani, Syaikh Nuruddin Ar-Raniry, dan Abdul Rauf As-Singkili.
4.      Kesultanan Palembang
Pada awalnya Palembang merupakan pusat kerajaan Budha Sriwijya. Setelah Sriwijaya jatuh, maka Palembang menjadi daerah protektorat dari kerajaan-kerajaan jawa, seperti Kerajaan Hindu Majapahit, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram.
5.      Kesultanan Siak Sri Indrapura
Kesultanan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Rahmat Syah pada tahun 1723. Sebelum mendirikan Kesultanan Siak Sri Indrapura, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah terlibat konflik perebutan tahta di Kesultana Johor.[2]
B.     Kesultanan Islam Di Jawa
Keruntuhan Majapahit merupakan awal masuknya Islam ke Jawa. Pada masa Majapahit, konon dalam istana sudah banyak penganut Islam, katena di Troloyo, Trowulan-Mojokerto, yang diduga dahulu adalah pusat kerajaan Majapahit terdapat sejumlah nisan bersurat memuat tahun Saka, yaitu antara 1291 Saka (1376 M0 sampai 1555 Saka (1632 M). Meskipun angka pada nisan tersebut meliputi rentang waktu 2,5 abad, diperkirakan pada masa kejayaan Majapahit telah ada muslim. Bahkan Robson memperkirakan di pusat kota Majapahit sudah ada bangunan mesjid tempat ibadah muslim. Makam-makam kuno di Trowulan mencapai 27 buah makam. Asumsi itu dikaitkan pula dengan berita Ma-Huan, seorang pelancong Cina yang berkunjung ke Majapahit pada 1416 M yang melaporkan adanya tiga golongan penduduk Majapahit, yaitu orang Cina yang sudah memeluk Islam, orang Islam dari Barat dan orang pribumi yang masih percaya takahayul. Sehubungan dengan berita Ma-Huan, di Troloyo terdapat sebuah nisaan bersurat yang menyebut nama Zainuddin dengan angka tahun  874 Hijriah (1469 M). Ada kemungkinan tokoh Zainuddin adalah orrang oasing Barat dan menetap di ibukota Majapahit atau seorang pribumi yang telah masuk Islam.[3] Tokoh-tokoh Walisongo dan adanya proses Islamisasi malaka menyebabkan semakin merosotnya Kerajaan Hindu Majapahit yang berpusat di Jawa Timur dan menyebabkan pula lahirnya Kesultanan Islam di Pulau Jawa. Hal menarik lainnya adalah ditemukannya batu nisan di Leran, Gresik yang menyebut nama tokoh Fatimah binti Maimun bin Hibatallah yang wafat pada 475 Hijriah /1082 M. Ini berarti jauh sebelum Majapahit berdiri, Islam sudah merambah ke Jawa Timur, meskipun masih dipersoalkan apakah tokoh Fatimah binti Maimun adalah orang asing atau orang pribumi yang sudah memeluk Islam. [4]
1.      Kesultanan Demak
Demak adalah Kesultana Islam pertama di pulau Jawa. Kesultanan ini didirikan oleh Raden Fatah. Ia adalah anak dari istri Prabu Brawijaya V, seorang muslim keturunan Cina yang dihadiahkan kepada Ario Damar sebagai Adipati Palembang. Raden Fatah mendirikan Kesultanan Demak pada tahun 1478.
2.      Kesultanan Pajang
Kesultanan Pajang adalah lanjutan dari Kesultanan Demak. Setelah terjadi perebutan tahta kekuasaan maka pusat Kesultanan Demak dipindahkan ke Pajang oleh Adiwijaya.
3.      Kesultanan Mataram
Pada awalnya, Mataram adalah wilayah yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya (Sultan Pajang) kepada Ki Gede Pemanahan karena telah berhasil membantu Sultan Adiwijaya dalam membunuh Aryo Penangsang, ketika memperebutkan tahta Kesultanan Demak setelah meninggalnya Sultan Trenggana.[5]
4.      Kesultanan Banten
Islam masuk ke Banten sekitar 1524-1525 dan pengambil alih kekuasaan pertama adalah Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, teapi sebagai raja pertama adalah Maulana Hasanuddin. Hasanuddin menikah dengan putri Raden Trenggono dari Demak pada 1526 dan diangkat menjadi Sultan 1552.
5.      Kesultanan Cirebon
Didirikan oleh Fatahillah pada tahun 1524. Setelah Kesultanan Cirebon dirintis, Fatahillah mempercayakan kepada putranya, Pangeran Pasarean sebagai Sultan Cirebon yang pertama.
6.      Kesultana Islam di Madura
Sebelum masuknya Islam, Madura berada dibawah kekuasaan Majapahit. Setelah berdirinya Kesultanan Demak, maka Madura dijadikan salah satu pusat Islamisasi di wilayah Jawa Timur. Pada tahun 1624 Sultan Agung dari Mataram berhasil menaklukkan Madura.[6]
C.     Kesultanan Islam Di Sulawesi
Islamisasi di Sulawesi terjadi jauh sebelum perang 1611, yakni perang Islam (musu’selleng) antara Makassar dan Bone. Akhirnya Bone ditaklukkan dan memeluk Islam. Proses Islamisasi di Sulawesi juga tercermin dalam kisah Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro dan Datuk ri Patimang sebagai tokoh utama utama pengislaman di Sulawesi seperti tersebut dalam cerita Bok Sangaji Kai.[7] Kerajaan yang paling awal masuk Islam adaalh Raja dan Masyarakat Gowa-Tallo. Buktinya ada dalam sebuah naskah yang disebut Lontara Bilang.[8]
D.    Kesultanan Islam Di Maluku
Di Maluku, terdapat beberapa pulau penting di bagian utara yang dijadikan tempat penyebaran agama islam. Yaitu Pulau Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Secara keseluruhan disebut “Moloku Kie Raha”. Berdasarkan cerita rakyat daerah tersebut, pada abad ke-8 M, ada empat orang mubaligh dari Irak atau golongan Syiah yang datang ke wilayah itu. Mereka merupakan para pengikut jejak dan paham yang diajarkan oleh Sayyidina Ali. Jika diperhatikan laporan-laporan itu, maka jelas bahwa agama Islam masuk ke Maluku melalui wilayah utara. Masa Islamisasi di Maluku diperkirakan berlangsung pada abad ke-15 M. Kesultanan Islam di Maluku adalah
Kesultanan Ternate
Kesultanan Tidore
Kesultanan Jailolo
Kesultanan Bacan
E.     Kesultanan Islam Di Nusa Tenggara Barat
Menurut catatan, Kerajaan yang awal masuk Islam adalah Kerajaan Bima. Kerajaan ini telah berdiri sejak tahun 1420. Kerajaan Bima menjadi Kesultanan Islam, ketika La Kai raja Bima yang ke-26 masuk Islam. Ia masuk Islam pada tanggal 7 februari 1621. Setelah masuk Islam ia diberi nama Suktan Abdul Kahir.
F.      Kesultanan Islam Di Kalimantan
Pada akhir abad ke 15, Islam mulai masuk ke Kalimantan dibawa oleh putra Raja Daha, Raden Sekar Sungsang. Dia melarikan diri ke Jawa setelah berselisih dengan ibunya, Putri Kabuwaringin. Disamping itu, Islam juga telah mulai diperkenalkan di Kalimantan oleh para pedagang dan mubaligh Islam yang berasal dari Keling, Gujarat, Melayu, Bugis dan Biaju. Perkembangan Islam di Kalimantan semakin baik setelah berdirinya Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kutai. [9]





[1] Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta : Pustaka AL-Kautsar, 2009), hal : 29.
[2] Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta : Pustaka AL-Kautsar, 2009), hal : 62.
[3] Boedhihartono, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo,2009), hal : 125.
[4]Boedhihartono, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo,2009), hal : 126.
[5]Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta : Pustaka AL-Kautsar, 2009), hal :  69.
[6] Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta : Pustaka AL-Kautsar, 2009), hal : 92.
[7]Boedhihartono, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo,2009), hal : 106
[8] Adi Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia, (Yogyakarta : Diva Press, 2014), hal : 153.
[9] Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, (Jakarta : Pustaka AL-Kautsar, 2009), hal : 158.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA SYAIR PERAHU

Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Modern II MAKNA SYAIR PERAHU DI SUSUN O LEH: Yuni Saputri   ( 140501008 ) Pembimbing : Imam Juwaini UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TAHUN AJARAN 2016/2017 MAKNA  SYAIR  PERAHU  KARANGAN  HAMZAH  FANSURI 1.       Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetulkan jalan tempat berpindah, Disanalah I’tikaf di perbetul sesudah Maknanya : penulis yaitu Hamzah Fansuri ingin menyajikan sebuah syair dengan kata-kata indah  yang berisikan tentang perjalanan hidup manusia mencapai pulai kemenangan yaitu akhirat dan bagaimana membenahi iman agar ketika kita mengarungi jalan tersebut , kita  melaluinya dengan  sebaik-baiknya. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai tauhid. 2.       Wahai muda, kenali dirimu, Ialah perahu...

PERADABAN LEMBAH SUNGAI EUFRAT

Makalah Sejarah Dunia Peradaban Lembah Sungai Eufrat DI SUSUN O LEH: Yuni Saputri   ( 140501008 ) Pembimbing : Asmanidar, M.A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TAHUN AJARAN 2015/2016   BAB  I : PENDAHULUAN A.     Latar  Belakang  Masalah Peradaban berasal dari kata adab yang dapat di artikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban adalah  perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia sebagai pendukung dari kebudayaan tersebut.  Artinya peradaban muncul ketika manusia telah mencapai tingkat pemikiran tertinggi dari suatu bangsa. Tidak semua bangsa di dunia ini mencapai titik peradaban tersebut. Karena suatu bangsa yang telah mencapai peradaban di cirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni yang telah maju. ...

PENGARUH ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

Makalah Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia PENGARUH ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA DISUSUN O LEH: Yuni Saputri   (140501008 ) Marzatil Husna ( 140501009 ) Pembimbing : M.Yunus PRODI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengaruh Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamya. Dan kami juga berterima kasih pada dengan mata kuliah Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi pe...